Jelajah Wisata Air dan Mina Wisata di Mungkid Magelang

Sobat Pesona suka bermain dengan air dalam aktivitas yang menyenangkan dan menyegarkan? Jalan-jalan yuk, ke desa-desa wisata di Kecamatan Mungkid di Magelang, yang banyak punya daya tarik wisata erat berkaitan dengan air. Bukan hanya pemandangan indah yang disajikan aliran sungai-sungainya yang deras dan panjang, melainkan juga beragam kegiatan seru bahkan kuliner nikmat bersumber dari perairan sungai. 

Wisata Arung Jeram di Sungai Elo

Suara kecipak air di antara derasnya aliran Sungai Elo membuat semangat para peserta arung jeram semakin menggelora. Teriakan-teriakan di setiap jeram yang dilewati menunjukkan adrenalin yang terpacu. Sangat menyenangkan, menaiki perahu karet melalui aliran air yang deras sambil sesekali deg-degan melewati titik jeram yang tak terduga. Keseruan makin terpicu bila jumlah pesertanya banyak dengan perahu beriringan.

Sobat Pesona yang ingin mengikuti arung jeram di Sungai Elo, bisa mendaftar di salah satu operator yang ada di sana. Harganya mulai dari Rp.750 ribu untuk tiap perahunya sudah termasuk asuransi, snack, makan dan minum serta transport lokal. Satu perahu bisa ditumpangi empat orang peserta didampingi satu orang pemandu. Di tengah-tengah perjalanan terdapat rest area tempat menikmati makanan dan minum air kelapa muda.

Waktu terlama bermain arung jeram ini adalah selama dua jam dengan jarak tempuh mulai dari delapan kilometer hingga 12 kilometer. Salah rute terpanjang memiliki titik akhir di samping kawasan Candi Mendut.

Sebelum memasuki sungai, para peserta wajib menggunakan perlengkapan keselamatan seperti helm dan pelampung. Setelah itu peserta wajib mengikuti safety briefing agar perjalanan wisata arung jeram tetap aman dan nyaman. Para peserta wajib mengikuti instruksi pemandu, diajarkan cara memegang dayung, serta bagaimana mengatasi situasi saat berada di air. Meskipun Sungai Elo memiliki jeram dengan grade awal, safety briefing tidak boleh disepelekan.

Nah jika Sobat Pesona ingin berwisata arung jeram dengan keluarga, Sungai Elo adalah pilihan yang tepat, karena di sini anak-anak mulai usia lima tahun hingga orang tua bisa mengikutinya. Yang penting memiliki riwayat kesehatan yang baik dan tidak memiliki risiko penyakit seperti penyakit jantung, epilepsi dan asma.

Di kawasan Sungai Elo terdapat tiga desa wisata yang mengelola wisata air ini yaitu Desa Blondo, Desa Progowati dan Desa Senden yang terdiri dari beragam operator. Titik awal perjalanan arung jeram berada pada satu lokasi yaitu di Desa Blondo. Desa Blondo memiliki lima operator yaitu Toto Magelang Explore, Muslih Jogja Rafting, Tohir Bagoes Rafting,  David Jeram Elo Adventure dan Sofyan Vertical Rafting. Kelima operator tersebut bekerja bersama mengembangkan wisata arung jeram di Desa Blondo.

Sedangkan Desa Progowati memiliki sekitar 10 operator, tiga di antaranya Sanyoto Kompas Adventure, Bowo Delta Elo Rafting dan Agus dari Elo Rivers.

Cerita tentang Sanyoto ini menarik lho, Sobat Pesona. Berawal dari mengikuti pelatihan pada tahun 1998 hingga berhasil mendapatkan sertifikasi pemandu di Bali dan Jawa Barat, Sanyoto menjadi pemandu arung jeram di Citra Elo, operator arung jeram pertama di Mungkid. Setelah lima tahun menjadi pemandu, ia tergerak untuk mengembangkan diri.

“Kalau jadi pemandu terus kok nggak ada perkembangan. Pertama itu saya punya empat perahu, yang dua perahu itu utang yang dua perahu itu beli,”ujarnya.

Dengan bermodal dua perahu karet dari hasil tabungannya serta dua perahu karet hasil berhutang, Sanyoto kini menjadi Salah satu operator besar di Mungkid. Kompas Adventure kini memiliki 34 perahu, tiga orang karyawan tetap dan banyak pemandu freelance.

Jika terdapat permintaan rombongan besar pada salah satu operator, maka para operator akan saling meminjamkam pemandunya. Bahkan bila masih kekurangan, terdapat banyak sekali pemandu yang berasal dari mahasiswa-mahasiswa pecinta alam yang sudah berpengalaman. Jumlahnya ratusan bahkan diperkirakan total mencapai 500 orang pemandu.

Berbeda lagi di Desa Senden yang selain wisata arung jeram, terdapat pula wisata susur sungai yang dikembangkan oleh desa, yaitu Senden Water Adventure. Tak seperti arung jeram yang menggunakan perahu karet, susur sungai yang dikenal dengan nama water adventure atau water tubing ini ini memerlukan ban besar. Lokasinya pun tidak di Sungai Elo namun di anak sungainya. Wisata susur sungai sangat menarik karena tubuh kita langsung bersentuhan dengan air dan merasakan kesegarannya.

Mangut Beong Kuliner Khas Magelang

Di Mungkid, tak hanya wisata yang bersumber pada perairan, kuliner khasnya pun berasal dari air. Bila main ke daerah ini, Sobat Pesona harus cicipi kuliner Ikan Beong, protein hewani yang banyak dijumpai di Sungai Progo.

Ikan Beong yang telah digoreng, disatukan  dengan tumisan bumbu-bumbu seperti bawang merah, ketumbar, merica, kemiri, kunyit, lengkuas, cabe merah dan bumbu-bumbu lainnya.  Lalu dimasak dalam kuah santan menciptakan cita rasa yang gurih spesial sepiring Mangut Ikan Beong. Masakan mangut ini mirip dengan gulai namun kuahnya lebih encer dan bercita rasa lebih pedas. Penyajiannya bisa berupa ikan utuh ukuran kecil, bagian tubuh atau daging hingga kepalanya saja yang berukuran besar.

Salah satu pemilik warung kuliner khas ini adalah Ipuk, pemilik Warung Omah Kayoman di Desa Progowati. Warungnya nampak sederhana, namun cukup luas sehingga tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat duduk.

Wanita berusia 62 tahun itu cekatan dan ramah melayani pembelinya yang antri. Peminatnya tak hanya wisatawan namun juga warga setempat. Usahanya yang telah dirintis sejak tahun 2005 ini kini banyak dicari wisatawan sebagai salah satu ikon kuliner di Desa Progowati di Kabupaten Magelang.


Ikan Beong yang digunakan sebagai bahan dasar, pada awalnya merupakan ikan liar yang banyak hidup di Sungai Progo Magelang. Bentuk ikannya hampir mirip dengan ikan lele dengan ukuran kepala bisa memenuhi satu piring saji. Mangut Beong ini gurih dan pedas menggugah selera siapa saja yang menikmatinya. Sangat lezat dinikmati dengan nasi putih hangat dan minuman segar.

Harga yang ditawarkan beragam, mulai dari 25 ribu hingga 60 ribu tergantung besar kecilnya ikan. Dalam sehari Omah Kayoman mampu menjual hingga 100 porsi Mangut Beong. Selain Mangut Beong, para tamu juga bisa menikmati kuliner pendamping lainnya.

Desa Ngrajek, Dari Desa Minapolitan ke Desa Minawisata

Sobat Pesona penyuka ikan-ikan gemas, harus mampir ke minawisata Lepen Shumong di Desa Ngrajek, selokan penuh sampah yang berhasil disulap para pemuda desa menjadi destinasi wisata menarik penuh ikan nila dan koi.

Desa ini memang desa ‘minapolitan’. Sebagian besar penduduknya mendapatkan penghasilan dari budi daya ikan. Dusun-dusunnya sarat dengan potensi wisata dan berkembang menuju desa mina wisata. Ada pun lahirnya destinasi Lepen Shumong, awalnya hanya untuk mengisi waktu di masa pandemi, warga bergotong royong dan patungan membersihkan selokan, mengisi selokan dengan bibit ikan hingga menambahkan hiasan dengan membuat lukisan mural di dinding.

Meskipun pemanfaatan selokan baru dimulai pada awal pandemi, kini Lepen Shumong telah berhasil panen setiap delapan bulan sekali dan berkembang menjadi minawisata. Hasil panenan dijual ke pengepul maupun ke warga setempat yang membutuhkan. Dalam satu kali panen mampu menghasilkan sekitar 1,5 kuintal.

Lepen Shumong juga dilengkapi spot swafoto di atas kolam ikan, serta ada pasar kuliner lokal setiap Minggu pagi. Saat ini untuk memasuki area Lepen Shumong belum dikenakan harga jual tiket. Jika ingin, bisa membeli pakan ikan seharga dua ribu rupiah per cangkir untuk diberikan langsung pada ikan-ikannya.


Para pemuda desa ini berharap ke depannya Lepen Shumong bisa aktif setiap hari dan menjadi mina wisata yang banyak dikunjungi tamu dari luar daerah dan tentunya bisa menjadi percontohan bagi warga desa lainnya.

Selain itu, di desa yang sama Sobat Pesona bisa mampir ke Sabo Dam Pabelan, bendungan baru sepanjang 100 meter di Sungai Pabelan. Bendungan ini sejatinya untuk menampung aliran sedimen di sungai berupa pasir yang merupakan jalur aliran erupsi Gunung Merapi, sebagai saluran irigasi, sekaligus menghubungkan Desa Ngrajek dan Desa Menayu. Bangunan dam yang kokoh dilengkapi dengan taman dan pemandangan indah tak ingin disia-siakan, karena itu, dalam waktu dekat Sabo Dam Pabelan akan dapat dinikmati sebagai destinasi wisata, dengan pusat kuliner serta pemancingan.

Yuk, kita jelajahi desa-desa wisata di wilayah Mungkid. Siap-siap merasakan kesegaran alam, keseruan pengalaman, dan mencicipi kulinernya yang bersumber pada air sungai, ya.